Kisah Kesederhanaan Rasulullah
Hidup Rasulullah penuh dengan kesederhanaan. Bahkan sangat sederhana untuk ukuran seorang pemimpin, amirul muknimin dengan kekuasaan sebesar beliau. Jika dihitung, beliau hanya memiliki tiga baju saja untuk dipakai bergantian. Baju-bajunya pun dari harga yang paling murah.
Untuk menggambarkan betapa sederhananya beliau, ada satu peristiwa yang sangat mewakili yang terjadi jauh setelah hijrah Nabi Swt. Kala itu Rasulullah memiliki uang sebanyak delapan dirham. Beliau berniat pergi ke pasar dan membeli gamis dengan beberapa dirham.
Sesampainya di pasar, beliau menemukan gamis sederhana dari katun seharga tiga dirham. Dibelinya gamis itu, dan dengan langkah ringan beliau hendak kembali pulang. Tapi, dalam perjalanan ke rumah, beliau bertemu dengan seorang tua, yang mengemis dan tidak berbaju. Melihat hal itu, Rasulullah langsung membuka bukusan yang berisi gamis yang baru beliau beli dan memberikannya kepada sang pengemis tua.
Setelah itu, Rasulullah berniat kembali lagi ke pasar untuk membeli gamis yang lain. Tapi sebelum sampai di pasar, beliau bertemu dengan seorang pembantu perempuan yang sedang menangis. Setelah ditanya, ternyata ia kehilangan uang yang diberikan majikannya untuk belanja. Dan kini, ia takut untuk pulang kembali.
Mendengar hal tersebut, Rasulullah mengangsurkan uang tiga dirham sebagai ganti yang yang hilang. Tapi tak juga pembantu tersebut berani beranjak dari tempatnya dan pulang. Kemudian Rasulullah menawarkan diri untuk mengantarnya pulang.
Sesampainya di rumah sang majikan, Rasulullah uluk salam. Tapi salam sekali belum terjawab, sampai beliau mengulangi salam yang ketiga baru sang majikan keluar dari dalam. Rasulullah pun bertanya, kenapa baru salam yang ketiga mereka jawab. Tak mendengarkah salam sejak diucapkan pertama kali? Tapi sang tuan rumah ternyata mendengar sejak awal, hanya saja mereka ingin Rasulullah mengucapkan salam sampai tiga kali. “Kami ingin didoakan dan diberi berkah olehmu ya Rasulullah.”
Dengan tersenyum, kemudian Rasulullah menjelaskan kedatangannya. Beliau mengantar pembantu tuan rumah yang takut pulang karena kehilangan uang. Dengan suka cita, akhirnya tuan rumah bukan saja memaafkan sang pembantu, tapi juga membebaskan pembantu tersebut dengan mengharap ridha Rasulullah dan ridha dari Allah.
Kini sisa uang Rasulullah tinggal dua dirham, Beliau kembali ke pasar dan mencari gamis yang seharga dua dirham. Dan setelah selesai semua, Rasulullah menuju ke rumah dengan langkah ringan dan menggumamkan pujian. Hari ini, dengan uang delapan dirham, telah berbusana orang yang tak memiliki pakaian dan telah bebas seorang budak dari tuannya. Sungguh besar rahmat Allah kepada manusia.
Kisah ini semoga dapat menjadi suritauladan dan menjadi panutan buat kita semua agar menjadi manusia yang Sederhana tapi penuh Wibawa, di Era sekarang kesederhanaan hidup makin luntur semua nya ingin tampil mewah dan bergaya, tapi bila kita bisa mengontrol gaya hidup dan kembali mendalami kisah Nabi Muhammad Saw, kita akan terbebas dari modernisasi yang glamor,Hidup Rasulullah penuh dengan kesederhanaan. Bahkan sangat sederhana untuk ukuran seorang pemimpin, amirul muknimin dengan kekuasaan sebesar beliau. Jika dihitung, beliau hanya memiliki tiga baju saja untuk dipakai bergantian. Baju-bajunya pun dari harga yang paling murah.
Untuk menggambarkan betapa sederhananya beliau, ada satu peristiwa yang sangat mewakili yang terjadi jauh setelah hijrah Nabi Swt. Kala itu Rasulullah memiliki uang sebanyak delapan dirham. Beliau berniat pergi ke pasar dan membeli gamis dengan beberapa dirham.
Sesampainya di pasar, beliau menemukan gamis sederhana dari katun seharga tiga dirham. Dibelinya gamis itu, dan dengan langkah ringan beliau hendak kembali pulang. Tapi, dalam perjalanan ke rumah, beliau bertemu dengan seorang tua, yang mengemis dan tidak berbaju. Melihat hal itu, Rasulullah langsung membuka bukusan yang berisi gamis yang baru beliau beli dan memberikannya kepada sang pengemis tua.
Setelah itu, Rasulullah berniat kembali lagi ke pasar untuk membeli gamis yang lain. Tapi sebelum sampai di pasar, beliau bertemu dengan seorang pembantu perempuan yang sedang menangis. Setelah ditanya, ternyata ia kehilangan uang yang diberikan majikannya untuk belanja. Dan kini, ia takut untuk pulang kembali.
Mendengar hal tersebut, Rasulullah mengangsurkan uang tiga dirham sebagai ganti yang yang hilang. Tapi tak juga pembantu tersebut berani beranjak dari tempatnya dan pulang. Kemudian Rasulullah menawarkan diri untuk mengantarnya pulang.
Sesampainya di rumah sang majikan, Rasulullah uluk salam. Tapi salam sekali belum terjawab, sampai beliau mengulangi salam yang ketiga baru sang majikan keluar dari dalam. Rasulullah pun bertanya, kenapa baru salam yang ketiga mereka jawab. Tak mendengarkah salam sejak diucapkan pertama kali? Tapi sang tuan rumah ternyata mendengar sejak awal, hanya saja mereka ingin Rasulullah mengucapkan salam sampai tiga kali. “Kami ingin didoakan dan diberi berkah olehmu ya Rasulullah.”
Dengan tersenyum, kemudian Rasulullah menjelaskan kedatangannya. Beliau mengantar pembantu tuan rumah yang takut pulang karena kehilangan uang. Dengan suka cita, akhirnya tuan rumah bukan saja memaafkan sang pembantu, tapi juga membebaskan pembantu tersebut dengan mengharap ridha Rasulullah dan ridha dari Allah.
Kini sisa uang Rasulullah tinggal dua dirham, Beliau kembali ke pasar dan mencari gamis yang seharga dua dirham. Dan setelah selesai semua, Rasulullah menuju ke rumah dengan langkah ringan dan menggumamkan pujian. Hari ini, dengan uang delapan dirham, telah berbusana orang yang tak memiliki pakaian dan telah bebas seorang budak dari tuannya. Sungguh besar rahmat Allah kepada manusia.
Semoga bermanfaat,,,,